Di
sudut kelas, ku merenung seorang diri. Aku tak sadar apa yang terjadi padaku?.
4 tahun yang lalu ...
Hai, namaku Via. Saat ini aku bersekolah
yang banyak orang bilang sekolahku itu pendidikan agamanya sangat bermutu yaitu
MTs Islamic Bording School . Keseharianku selalu memakai jilbab apabila aku
keluar rumah. Aku tidak mau jika auratku diperlihatkan pada orang banyak. Sudah
terlalu banyak dosaku ini. Walau terkadang banyak yang risih denganku.
~
~ ~
“sok
alim banget sih jadi orang” kata salah satu kenalanku kepadaku
“karena
aku merasa lebih baik seperti ini, menggunakan Jilbab menutup aurat” jawabku
“ngerasa
paling bener lo? Kaya yang yakin bakal jadi penghuni surga aja.” Ejeknya lagi
“justru
dari itu, karena aku merasa memiliki banyak sekali dosa. Aku berusaha
mengurangi dosa-dosaku dengan menutup aurat”jelasku dan akhirnya membuat
kenalanku tersebut hanya bisa diam.
~
~ ~
Prestasiku di Sekolah juga bisa
dikatakan baik. Tapi aku tetap merasa ini belum cukup. Aku akan terus berusaha
meningkatkan prestasiku ini. Kebetulan di sekolahku untuk bagian anak-anak yang
bisa dikatakan sangat cerdas ditempatkan di kelas A, yang lumayan cerdas di
tempatkan di kelas B, yang cukup cerdas ditempatkan di kelas C, dan seterusnya.
saat ini aku duduk di kelas VII C. Ya, lumayan lah masih dikatakan cukup
cerdas. Tapi suatu hari nanti aku akan berusaha untuk naik ke kelas A.
~ ~ ~
Ulangan Semester pun tiba, aku
berusaha belajar mati-matian agar impianku untuk naik ke kelas A bisa tercapai.
Tapi sedikit-sedikit cara licik pun pernah aku coba, hehehe. Untuk anak-anak
sekolah zaman sekarang pasti pernah merasakan apa yang di namakan NYONTEK,
termasuk aku.
“sssstt,
no 1 jawabannya apa?” tanyaku pada salah satu temanku
“A.
Kalau no 15 apa?” jawab temanku sambil bertanya kembali padaku.
“aku
belum no 15” jelasku
“kalau
no 7?” tanyanya
“C”
Untungnya nilai-nilai ulanganku bisa
dikatakan meningkat dari semester sebelumnya dan aku pun bisa naik ke kelas
VIII B. Semoga ini merupakan langkah awalku untuk meraih keinginanku untuk naik
ke kelas A.
~ ~ ~
Aku sering merasa risih apabila melihat
teman-temanku tidak menggunakan jilbab saat keluar rumah. Serasa memamerkan
auratnya sendiri. Terkadang aku juga suka menyindir teman-temanku yang tidak
memakai kerudung bersama teman-temanku yang juga merasa risih apabila melihat
teman-temannya tidak menggunakan jilbab. Maklumlah, namanya juga kaum wanita.
Tidak asing dengan yang namanya membicarakan orang lain atau bisa disebut meng
- GOSIP.
“eh,
si ica gak tau malu banget ya. sudah tau kalau tidak berjilbab itu dosa. Masih
saja keluar rumah tidak pake jilbab” jelas temanku
“ia
yah, si ika juga tuh. Masa foto-foto di facebook banyak yang gak pakai
kerudung. Padahalkan dia tau kalau sekolah kita itu agamanya kuat banget”
tambahku
“ia
ihk. Risih aku liatnya juga” jawab temanku yang lain
“sama
aja aku juga. Malah risih banget” jawabku
~
~ ~
Ulangan Semester sebentar lagi tiba.
Aku benar-benar ingin masuk ke kelas IX A. Pokoknya aku harus bisa masuk ke kelas IX A,
titik! . ulangan pun dimulai. seperti biasa, rutinitasku saat ulangan
yaitu mencontek tetap aku lakukan.
“sssstt,
no 1 jawabannya apa?” tanyaku pada salah satu temanku
“A.
Kalau no 15 apa?” jawab temanku sambil bertanya kembali padaku.
“aku
belum no 15” jelasku
“kalau
no 7?” tanyanya
“C”
Tapi
sayangnya, lagi lagi aku tidak berhasil naik ke kelas IX A. Aku tetap tinggal
di kelas IX B. Pupus sudah harapanku untuk masuk ke kelas A. Karena di
sekolahku 1 tahun sekali untuk diadakannya perpindahan kelas. Rasa penyesalan
terus menyelinap dalam mimpiku. Tapi ya sudahlah, saat ini aku sudah kelas IX.
Sebentar lagi aku akan menghadapi yang namanya Ujian Nasional. Aku harus lebihmemikirkan
masa depanku setelah aku lulus nanti dibandingkan untuk memikirkan harapanku
yang pupus untuk menempati kelas impianku yaitu kelas A.
~ ~ ~
Kesibukan yang aku jalani saat kelas IX
memang sangat berat. Mencari bahan persiapan untuk Ujian itu tidak mudah. Kita
harus mengorbankan banyak hal mulai dari korban tenaga, uang, bahkan
kepercayaan orang tua pun kadang-kadang jadi korban.korban tenaga mulai dari
bulak-balik mencari bahan belajarku untuk ujian nanti, meminta pada guru lah,
kakak kelas lah, dan juga adik kelas. Korban uang, selama aku kelas IX mungkin
aku membuat keuangan d keluargaku melemah. Karena selama aku kelas IX aku harus
bulak-balik ke toko buku dan juga tempat foto copy-an. Hal tersebut membutuhkan
tidak sedikit uang mulai dari uang untuk membeli buku, memfoto copy buku dan
soal-soal latihan, bahkan ongkos ojek atau pun bensin motor milik papaku.
Korban kepercayaan, mungkin terkadang orang tuaku mengira aku tidak
mempersiapkan diri untuk ujian. Mungkin orang tuaku mengira uang yang mama
berikan hanya untuk main-main saja. Hal itu membuatku takut kehilangan
kepercayaan. Tapi, semoga saja hal itu tidak terjadi.
Semua ini membuat fisikku menjadi lemah. Pada
kelas IX lah aku sering tidak sekolah karena sakit akibat kelelahan. Padahal
seharusnya aku harus lebih rajin sekolah agar pelajaranku tidak ada yang tertinggal.
Tapi apa daya, fisikku saat ini melemah. Tapi aku harus terus berusaha agar aku
berhasil nanti.
~ ~ ~
Ujian Nasional pun tiba, berbagai cara
telah aku dan teman-temanku lakukan. Ada yang menulis kunci jawaban pada bagian
bajunya, pada pensilnya, pada kotak pensilnya,pada papan jalar, di kolong meja
dan masih banyak lagi cara yang aku dan teman-teman lakukan pada saat ujian
berlangsung. Tapi dari hal tersebut pernah membuat konflik sehingga aku dan
temanku adu mulut.
Temanku bernama Sasya disebut-sebut
sebagai penjual kunci jawaban di sekolah kami. Karena Sasya tidak merasa, dia
memaki orang yang menuduhnya di facebook dengan kata-kata yang sangat tak enak
untuk didengar.
“eh
kalau ngomong tuh mikir dulu ya.
Masa
gw nyebarin kunci jawaban?
Mikir
woi!
ANJ*NK”
status sasya di facebook.
Hal itu sampai membuat guru di sekolah kami
ikut turun tangan dan menyelesaikan
masalah tersebut. Hal tersebut juga sempat membuat nama baik sekolah kami
menjadi turun.
Ujian dan masalah tersebut pun
terlewati, termasuk Ujian Praktek . pada saat ujian praktek, bagian yang paling
mengesankan bagiku yaitu saat Praktek mengurus jenazah. Mulai dari membeli kain
kafan, membungkus boneka dengan kain kafan, dan menyolatkan boneka. Itu hal
yang terunik selama hidupku sampai saat ini bagiku.
~ ~ ~
4 Juni 2011 ...
Saat yang di tunggu-tunggu yaitu saat
dibagikannya surat keterangan Lulus, saat ini kami di kumpulkan di masjid
sekolah kami, di sana kami benar-benar merasakan yang namanya tegang menerima
surat keterangan lulus. Kepala sekolah pun hadir di sana beserta guru-guru yang
lain. Hal tersebut justru membuat kami selaku anak bimbingnya merasa lebih
tegang. Kami takut jika diantara kami ada yang tidak lulus dan hal tersebut
pasti disaksikan oleh teman-teman seangkatan , guru-guru , bahkan kepala
sekolah kami.
Hal yang paling ditunggu pun tiba,
dan saat namaku dipanggil oleh guru dan guru tersebut pun memberikan surat
keterangan lulus tersebut.
“Via
Al Fahma” panggil guruku
Saatku
kembali duduk bersama teman-temanku , salah satu temanku ada yang berpendapat
“hei,
jangan dulu dibuka.” Kata temanku
“kenapa?”
tanyaku
“kita
buka sama-sama ya .” sana temanku
“1,2,3
.. yeeee. Alhamdulillah lulus. Kalian gimana?”
“Lulus
donk”
“sekarang
kita tinggal menunggu nilai hasil ujiannya deh, semoga nilai kita memuaskan”
jelasku
“Amiiiiin”
~
~ ~
Sembari menunggu Surat Keterangan
Hasil Ujian Nasional (SKHUN) dibagikan, aku dan temanku mempersiapkan untuk
mendaftar sekolah ke jenjang selanjutnya. Ada yang meneruskan ke Aliyah Swasta,
Aliyah Negeri, SMA Swasta, SMA Negeri, ke Pesantren, Bahkan Pondok-pondok yang
lokasinya sangat jauh dari sekolah kami. Hal tersebut membuatku dan
teman-temanku menitihkan air mata. Kenapa ? karena kami semua akan berpisah.
Persahabatan kami selama 3 tahun akan merenggang, tidak seperti biasanya.
Selama 3 tahun kami menjalani persahabatan kami mulai dari makan siang bareng,
jajan bareng, solat berjama’ah di sekolah, nonton film bareng, belajar bareng,
ngobrol bareng, sharing curhat, dan masih banyak lagi kenangan yang tak akan
pernah terlupakan oleh kami semua. Aku pasti akan rindu kalian semua sobat.
~
~ ~
Aku dan beberapa temanku memutuskan
untuk melanjutkan sekolah kami di SMA Negeri 4 Pandeglang. Karena menurut kami,
kami harus memikirkan kondisi biaya orang tua kami. Lagi-lagi kondisi keuangan
keluarga kami menipis juga karena kebutuhan kami yang mungkin sangat merepotkan
orang tua kami. Maka dari itu kami lebih memilih sekolah yang dekat agar orang
tua kami tidak perlu memikirkan biaya kami untuk kosan kami. Namun tidak hanya
itu, orang tua kami pun percaya bahwa kualitas pendidikan di SMA Negeri 4
Pandeglang ini tidak kalah bagusnya dengan sekolah-sekolah favorit yang banyak
dikenal oleh orang banyak. Kan SMA Negeri 4 Pandeglang termasuk sekolah RSMABI atau Rintisan SMA Bertaraf
Internasional.
Di sekolah mana pun pasti ketika
dibuka pendaftaran siswa / siswi baru diadakan test. Mulai dari penetuan
diterima atau tidak dan juga bisa dijadikan tolak ukur untuk penetuan kelas.
Test tersebut juga banyak sekali tahapnya. Mulai dari tahap pengukuran nilai
dalam pelajaran kami, pengukuran kesiapan orang tua kami, serta pengukuran nilai
psikotest kami. Hasil semua test tersebut akan dibagikan beberapa hari setelah
Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional atau SKHUN kami dibagikan.
~
~ ~
Saat ujian kemarin, Di sekolahku khusus bagi
kelas tiga, ditawarkan buku panduan untuk Ujian Nasional dengan Kopetensi Dasar
yang akan di Ujiankan. Hal tersebut tentunya sangat berguna untuk kami dan juga
mempermudah kami dalam mengerjakan soal Ujian kemarin. Lagi pula Sebagian besar
soal ujian yang kami hadapi kemarin banyak sekali yang ada pada soal Prediksi
yang kami miliki tersebut. Saat itu kami benar-benar beruntung karena memiliki
buku tersebut.
Ternyata Keberuntungan kami dari
buku tersebut bukan hanya pada ujian nasional saja. Tetapi pada saat kami test
masuk ke SMA Negeri 4 Pandeglang ini hampir semuanya ada pada contoh soal
maupun Soal Prediksi yang ada di buku kami. Aku dan teman-teman sekolahku yang
mendaftar di SMA Negeri 4 Pandeglang saat itu benar-benar sangat merdeka.
akhirnya soal test tersebut dapat kami selesaikan dengan mudah. Bahkan pada
soal test nilai pada pelajaran tersebut ada yang salah kami justru membuat
suasana ruang test menjadi sangat ramai dan juga kebetulan kami mendapatkan
ruangan yang sama dengan sekolah yang sama pula akhirnya Kami seruangan
membicarakan dan mengevaluasi soal tersebut sampai ruangan kami dinominasikan
sebagai ruangan yang paling ribut. Hehehhehe
“hei
.. no 11 gak ada jawabannya kan ?” tanya salah satu temanku
“iia
woi.. ja di buku prediksi juga jawabannya bukan kaya gini” jawab temanku yang
lain
“ia
woi.. gak ada jawabannya” jawabku
“terus
? gimana jawabnya ?” tanya salah satu temanku
“lingkari
saja semuanya”
“sip
deh” semuanya setuju
Pada saat test kami bisa dikatakan
wong deso karena kami semua baru melihat ruangan yang memiliki kamera CCTV -nya.
Setelah kami tahu bahwa ruang test kami ada CCTV -nya kami seruangan langsung
panik. Hal tersebut langsung menjadi pembahasan hangat di sekolah kami.
Maklumlah, namanya juga wong deso.
“woi,
di SMA Negeri 4 Pandeglang mah di kelasnya ada CCTV nya loh.”
“susah
atuh kalau ulangan. Gak bisa nyontek?”
“ia
sih. Gimana ya ?”
“terus
? niat mau nyontek”
“atuh
susah kalau gak nyontek mah”
“ihk
kamu mah nyontek mulu ini”
“hehehehe”
~
~ ~
Surat Keterangan Hasil Ujian
Nasional pun dibagikan ...
Ketika kami sudah mendapatkan Surat
Keterangan Hasil Ujian Nasional, kami langsung menanyakan nilai total ujian
teman-teman kami untuk membandingkan siapa yang lebih tinggi dan lebih rendah.
“hei.
Rata-ratanya berapa kamu ?”
“aku
mah 31”
“yang
paling besar sapa?”
“biasalah
yang selalu juara umum”
“oh,
berapa? 35.66”
“widdih..
jauh banget kalau sama aku mah”
“hahahha..
memangnya kamu berapa?”
“Cuma
29. Hehehehe. Tapi gak apalah, yang penting untuk saat ini aku lulus “
~
~ ~
Beberapa hari kemudian ...
Pada tanggal yang ditentukan oleh
pihak SMA Negeri 4 Pandeglang. Kami langsung datang ke SMA Negeri 4 Pandeglang
untuk mengambil surat keterangan apakah kami lolos atau tidak. Kami datang ke
SMA Negeri 4 Pandeglang bersama-sama dan syukur alhamdulillah, kami semua
diterima.
Untuk saat ini jalan hidupku untuk
kedepan sudah agak sedikit diperjelas oleh Allah SWT untuk bidang pendidikan tentunya.
Untuk sekarang ini aku lebih memfokuskan untuk MOS atau Masa Orientasi Siswa nanti.
Mulai dari bagaimana menghadapi panitia yang paling-paling mirip seperti saat
aku MOS di MTs ku dulu. Paling-paling sifat tidak jauh lah mulai dari Super
aneh, super egois, super jahil, super tengil, super galak, dan juga super
nyebelin. Pokoknya semua karakter orang yang tidak pernah mau untuk aku temui
di dunia ini pasti hadir pada acara MOS
atau Masa Orientasi Siswa di sekolah baruku yaitu SMA Negeri 4 Pandeglang.
~
~ ~
Beberapa minggu kemudian ...
MOS atau Masa Orientasi Siswa pun
tiba, dan dugaanku ternyata benar. Panitianya tidak jauh dari panitia seperti
pada saat MOS atau Masa Orientasi Siswa di MTsku dulu. Super tengil, super
aneh, super galak, super nyebelin , super egois, dan juga super jahil. Pokoknya
yang namanya MOS atau Masa Orientasi Siswa bagiku merupakan sebuah musibah.
Tapi MOS atau Masa Orientasi Siswa saja sudah seperti ini, apalagi OSPEK (
Orientasi Studi Pengenalan Kampus ) ya ? pertanyaanku dari dulu yang belum ada
yang menjawab kenapa sih harus ada yang namanya MOS atau Masa Orientasi Siswa dan
OSPEK atau Orientasi Studi Pengenalan Kampus ? apa manfaatnya untuk siswa dan
siswi baru ?
Hari terakhir MOS atau Masa
Orientasi Siswa ini kami diperintahkan oleh para panitia untuk memberikan kado
beserta surat cinta yang nantinya harus kami berikan untuk kakak panitia. Jujur
saja, hari itu aku benar-benar jahil. Aku membungkus kado dariku dengan kotak
bekas wadah untuk jam alarm untuk di kamar tidurku. Coba tebak apa isi dari kado
dariku untuk panitia ? pasti semuanya tidak akan percaya bahwa isi dari
kado yang aku buat hanyalah sebuah permen yang dijual hanya Rp. 500 dapat 4.
Hahaha.
MOS atau Masa Orientasi Siswa pun
berakhir, tinggal 1 babak lagi agar kami sah menjadi Siswa atau Siswi di SMA
Negeri 4 Pandeglang ini. Yaitu Tamu Ke Calon atau sering disebut TKC. Acara
tersebut diatur oleh extra kulikuler DA atau Dewan Ambalan di SMA Negeri 4
Pandeglang karena kegiatan tersebut berbau kepramukaan. Maka dari itu yang
mengatur TKC atau Tamu Ke Calon ini pengurus dan beberapa anggota dari DA atau
Dewan Ambalan.
~
~ ~
Sebelum TKC kami sudah sempat
belajar di SMA Negeri 4 Pandeglang ini. Dan aku mendapatkan kelas di kelas X 1.
Di sini aku banyak sekali mendapatkan teman-teman baru. Tapi sayangnya,
kebanyakan teman baruku ini tidak memakai jilbab. Maklum lah, mungkin di
sekolah negeri kurang diperketat dalam bilang islamiknya. Bahkan, mereka
bergabung dengan kawan-kawan mereka yang non islam, jadi maklum saja.
“hai
namaku Via. Namamu siapa?” tanya ku
“namaku
Putri”
“kamu
dari sekolah mana ?”
“aku
dari SMP Negeri 9 . Kamu?”
“aku
dari MTs Islamic Boarding School. Tau ?”
“oh
ia. Aku tahu. Senang bisa kenal dengan kamu”
“aku
juga”
~
~ ~
Sekitar 1 bulan kami menjalankan
aktifitas belajar kami di sekolah baru kami. Rasanya benar-benar berbeda
dibandingkan dengan masa-masa di MTs dulu. Kehilangan beberapa sosok
teman-teman di MTs yang mungkin sekarang tergantikan oleh teman-teman baruku di
sekolah baruku ini. Di sekolah baruku ini aku memilih banyak sekali Extra
Kulikuler. Untuk extra kulikuler inti aku memilih extrakulikuler PASKIBRA atau
Pasukan Pengibar Pendera , untuk extra kulikuler tambahannya aku mengikuti
extra kulikuler ECC atau English Conversation Club, Basket, dan
juga Tari.
Selama 1 minggu terakhir ini kami
diikutkan dalam perlombaan Gerak Jalan. Sebelumnya kami mengikuti test terlebih
dahulu karena tidak mungkin diikutkan semuanya karena dari extra kulikuler
PASKIBRA hanya bisa mengirim 2 kelompok barisan. Saat seleksi aku melakukannya
dengan sungguh-sungguh dan akhirnya aku lolos seleksi dan justru aku ditunjuk
sebagai Danton atau ketua barisan. Namun para kakak senior khawatir karena
lomba gerak jalan diadakan 1 hari setelah kegiatan TKC atau Tamu Ke Calon
diadakan. Para kakak senior khawatir kami tidak sanggup melaksanakannya karena
kelelahan. Tapi kami yakin kami siap.
Pulang sekolah kami dikumpulkan di
lapangan sekolah karena besok kami akan menjalankan kegiatan Tamu Ke Calon atau
bisa disebut TKC. Di sana kami dibagi sepuluh orang per regu dan juga pemilihan
ketua bagi setiap regu dan aku dipilih untuk menjadi ketua regu. Kakak panitia
menyebutkan barang-barang yang harus di bawa dan kami mencatatnya. Setelah itu
kami semua dibubarkan.
Setelah kami semua dibubarkan , aku
bersama kelompokku berkumpul di depan kelas. Kami mempersiapkan siapa saja yang
akan ditugaskan untuk membawa peralatan. Sayangnya selalu saja aku yang
berkorban. Dibandingkan yang lain aku mendapatkan bagian yang paling banyak.
Mulai dari alas tidur, kompok, tenda, tiang untuk tenda, belum dengan
barang-barang pribadi yang harus dibawa.
~
~ ~
Keesokan harinya ...
Di surat pemberitahuan kepada orang
tua tertulis bahwa kumpul pada jam 07.00 WIB. Tapi ternyata kumpul pada jam
06.30 WIB . jelas aku kesiangan, ternyata ini jebakan. Nasib.. nasib .. saat
aku memasuki barisan di reguku. Ternyata benar. Diantara semua anggota reguku
yang paling banyak membawa barang-barang kelompok yaitu aku. Sudahlah , toh
nanti juga dikumpulkan di tenda kami.
Sembari menunggu trek yang akan
mengangkut kami. Karena diantara kami tidak ada yang membawa kekenceng kami langsung pinjam ke rumah
saudara dari salah satu anggota kami. 2 orang dari regu kami yang mengambil kekenceng sampai berlari-lari mengejar
waktu agar tidak tertinggal. Namun apa daya, treknya sudah datang. Aku suda
bilang pada kakak panitia agar menunggu 2 orang lagi.
“abang”
panggilan kami pada panitia laki-laki
“apa?”
“tungguin
2 orang lagi”
“ihk
udah kalian naik aja”
“trus
2 orang lagi gimana?”
“udah
nanti juga ada yang nganter pake motor”
Tapi
walaupun sudah dijelaskan oleh kakak panitia aku tetap merasa khawatir. Tapi
kenapa ya teman-temanku yang lain cuek saja ? padahal kan mereka mengambilkan
kekenceng untuk mereka juga. ahk benar-benar tidak ada pengorbanannya.
~
~ ~
Saat kami tiba di perkemahan, 2
teman kami ternyata benar diantar oleh kakak panitia. Syukurlah walaupun sempat
ada protes dari mereka berdua.
“kenapa
kita ditinggalin?”
“ihk
aku juga uda bilang ke abang-abangnya”
“takut
tadi kita”
“aku
juga panik tau, tapi abangnya bilang nanti kalian akan nyusul katanya. Ternyata
benar kan disusul?”
“ia
sih.”
“sudahlah
yang penting kalian sudah sampai. Ayo turun-turunkan barang-barang kita”
“ayo
lah”
Ketika kami menurunkan barang-barang
kami. Salah satu dari anggota kami menemukan ember kelompok kami bagian
bawahnya retak. Kalau retakkan pasti bocor. Sulit menggunakannya lagi.
“hei,
embernya bolong”
“ihk?
Kok bisa?”
“gak
tau. Ketimpah tas kali?”
“ihk,
terus?”
“kalian
mah malah panik, uda minta lakban ke
kelompok lain sana”saranku
“oke”
“nih”
sembari membawa lakban.
“hei,
sini bantu pegang”
“sini-sini
aku pegangin”
Setelah kami menambal ember tersebut
dengan lakban kami langsung membangun
tenda di tempat yang suda disiapkan. Tempat kami pas sekali di bawah pohon
kelapa. Saat kami tau kami takut salah satu daunnya jatuh menimpa tenda kami
dan kebetulan kami sedang berada di dalamnya. Akhirnya kami protes ke kakak panitianya.
“bang?
Ini daunnya gak bakal rubuh?”
“gak
bakal. Pohonnya kuat kok”
“bener
ya bang.”
“ia...
ia...”
Kami berusaha menghilangkan rasa takut.
Akhirnya kami beres-beres di tenda terlebih dahulu. Ketika sedang beres-beres,
tiba-tiba ada pengumuman.
“kepada
seluruh ketua regu kumpul di lapangan sekarang”
Aku pun langsung berkumpul dengan
meninggalkan pekerjaanku saat beres-beres.
“hei,
aku kumpul dulu ya.”
“ia”
jawab mereka.
Aku pun langsung memakai sepatu,
karena sepatunya harus sepatu tali jadi agak sedikit lama. Akhirnya tidak
kuikat tali sepatuku. Ternyata kami berkumpul hanya untuk dibagikan susunan
acara dan lomba-lomba. Setelah kami dibubarkan, kami langsung balik ke tenda.
“hei
udah ini upacara. Jadi beres-beresnya yang cepet ya”
“sip
tenang aja”
Kami langsung melanjutkan
beres-beres di tenda kami. Mulai dari membuat lubang agar ketika hujan airnya
mengalir terlebih dahulu ke lubang tersebut. Tidak langsung merembes ke tenda
kami.
Priiit..priiit.priiit.
suara peluit tanda kumpul.
“hei
,ayo kumpul aja dulu nanti dilanjutin lagi”
“ia..ia”
Langsung berbaris untuk mengikuti
upacara. Lelah sih, setelah mencangkul mengintari tenda dan langsung mengikuti
upacara. Tapi bagaimana lagi? Harus tetap dijalani.
~
~ ~
Beberapa kegiatan telah dijalani sampai
sampai suaraku serak gara-gara anggotaku sulit sekali diatur. Setiap ada
kegiatan selalu saja aku yang diikutkan. Mereka lebih memilih menjaga tenda.
Terkuras sudah tenagaku. Jelam ku ikuti, lomba mengambil koin dalam terigu
kuikuti, ketepatan sandi morse kuikuti, cerdas cermat kuikuti, pokoknya hampir
semuanya kuikuti.
Selama TKC atau Tamu Ke Calon
berlangsung ada 1 hal yang menjadi beban fikiran yaitu setelah TKC atau Tamu Ke
Calon ini aku harus mengikuti lomba gerak jalan dan aku menjadi dantonnya
sedangkan sekarang ini suaraku hampir tinggal nafas saja. Temanku sampai merasa
kasian padaku, temanku ini menyarankan untuk mengganti ketua regu. Tapi siapa
yang akan menggantikan? Diikutkan lomba saja tidak mau apalagi menjadi ketua.
Malam terakhir pun tiba. Saatnya
untuk acara PENSI atau Pentas Seni. Tadinya aku yang akan bernyanyi untuk
tampil di PENSI atau Pentas Seni ini. Tapi mau bernyanyi bagaimana? Berbicara
saja sulit apalagi bernyanyi. Akhirnya ada 2 orang anggota regu kami yang ingin
bernyanyi dan di iringi gitar karena salah satu kelompok kami ada yang bisa
bermain gitar. Syukurlah.
Acara pun selesai pada jam 12 malam.
Kami diperintahkan untuk kembali ke tenda dan tidur. Tapi selama 2 hari ini aku
tidak bisa tidur dan ternyata benar, malam ini pun aku tidak tidur. Posisi
tidur di tenda kami sudah acak-acakan. Karena tidak kebagian tempat. Akhirnya
aku berkorban tidur di dekat bagian kaki kawan-kawanku. Aku harus berfikir
berkali-kali untuk tidur di dekat kaki kawan-kawanku ini bukan karena kakinya
bau lah apa lah tapi karena aku takut ketika mereka tidur mereka sampai
menendang tubuhku. Tapi untungnya mereka tidak ada tertidur pulas sampai
menendang tubuhku.
Waktu subuh pun tiba. Kami langsung
pergi ke air untuk mengambil air wudhu dan kami kembali untuk melaksanakan
solat berjama’ah. Setelah solat kami langsung berganti baju dengan baju olah
raga karena setelah solat kami akan berolah raga. Di saat-saat olah raga inilah
kami menemukan kesenangan bersama sejuknya udara subuh.
Olah raga telah selesai. Kami diberi
waktu untuk sarapan terlebih dahulu. Kami makan mie goreng saat itu. Tak
apalah, di keadaan seperti ini kami tidak boleh berkomentar dan harus menerima
apa saja yang ada. Selama 3 hari ini kami tidak mandi karena keterbatasan air.
Akhirnya kami langsung berganti pakaian menjadi pakaian pramuka lagi dan
membereskan tenda kami. Setelah kami membereskan tenda kami, kami sempatkan
untuk mengobrol dengan teman kami yang tadi malam sempat kesurupan. Dia
bercerita ketika ia kesurupan, tapi tiba-tiba ketika ia ingin masuk ke tenda.
Dia pingsan dan ternyata pada saat itu dia kembali kesurupan.
Saat itu kami benar-benar takut.
Tapi untungnya di regu kami tidak ada yang kesurupan. Priit priit priit.
Lagi-lagi suara peluit tanda berkumpul dibunyikan. Saatnya upacara penutupan.
Sepanjang upacara kami mendengar jeritan kawan kami yang tadi kesurupan. Aku
tak bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya karena kami juga melihat kakinya
diperban karena terkena batu saat mengamuk.
Upacara pun selesai dan truk yang
membawa kami pun datang. Akhirnya kami langsung naik truk karena ingin
cepat-cepat pulang. Setibanya kami di sekolah kami di informasikan untuk
seluruh anak PASKIBRA ( Pasukan Pengibar Bendera ) jangan dulu pulang karena
akan ada pengarahan dari kakak-kakak senior kami untuk acara Gerak Jalan besok.
Sebelum semuanya kumpul, kami bercerita pada akang-akang PASKIBRA tentang
kegiatan TKC atau Tamu Ke Calon tadi. Setelah semuanya berkumpul, akang dan
teteh panitia pun langsung memberikan pengarahan karena mereka tahu bahwa kami
ini ingin cepat-cepat pulang.
Selesai pengarahan kami langsung
pulang ke rumah masing-masing, tenda yang sebelumnya aku bawa dari rumah. Aku
memerintahkan salah satu anggotaku untuk membawanya. Aku sempat marah-marah
pada mereka.
“hei
bawa nih”
“loh
kok ke kita?”
“terus
siapa lagi? Aku lagi”
“
yang lain ?”
“
kalian liat gak yang lain? Aku sekarang liatnya juga kalian. Nih bawa ” dengan
nada emosiku yang sedikit kupendam.
Selama di rumah aku meminta ibuku
untuk membelikan GULAS atau Gula Asem agar suara serakku tidak terlalu parah.
Tidak tanggung-tanggung aku membeli Gula Asem sekaligus 4.
~
~ ~
Keesokan harinya...
saat ini aku mempunyai sahabat dari
sekolah lain. Ada 4 orang laki-laki, kebetulan saat lomba gerak jalan ini barisan
mereka tepat berada di depan kami. Sepanjang perjalanan kami berperang yel-yel
dengan barisan kawan-kawanku itu. Saat di pengkolan regu kami dihimpit oleh 2
regu dari sekolah 4 kawanku tersebut. Ternyata 1 regu dibelakang kami ada 1
kawan lamaku ketika SD tepatnya di SD Negeri Menes 1. Kami benar-benar
dikeroyok. Untungnya mereka juga dihimpit oleh regu yang lain dari sekolahku.
Ternyata setelah berkumpul regu dari sekolah kami ada 5 orang yang berada dekat
kami. Kami langsung memamerkan yel-yel kami. Hahahah bisa dikatakan 5 berbading
2 ( 5 : 2).
Setelah acara selesai, ternyata ada
pengaduan bahwa sekolah dari kawan-kawanku itu ada yang sakit karena perutnya terinjak
oleh salah seorang dari sekolah kami. Orang yang merasa terinjak tersebut
bilang.
“tadi
saya diinjak oleh anak SMA Negeri 4 Pandeglang. Perempuan memakai sepatu
pantovel.”
Untungnya kelompokku tidak memakai sepatu
pantovel. Ternyata setelah pengaduan itu kelompok dari sekolah kami yang
memakai sepatu pantovel bilang bahwa mereka hampir dilecehkan oleh mereka.
Secara reflek mereka lari dan tidak sengaja menginjak salah satu anggota regu
mereka.
Sepulangnya dari perlombaan
tersebut. Aku langsung menanyakan perihal kejadian tadi. Apakah benar mereka ingin melakukan pelecehan ?
“hei,
tadi di sekolah pada bilangnya kalian mau meluk-meluk anak perempuan dari
sekolah kami.”
“heh.
Siapa yang bilang? Fitnah amat. Beneran kami semua gak ada yang ingin memeluk
mereka. Ada juga ketika kalian ingin menyelang barisan, kami mencegat mereka.
Mungkin itu yang mereka kira kami ingin memeluk mereka. Kepedean amat” jelas
kawanku dengan marah
“ia
sih, ketika kalian mencegat hampir sama dengan memeluk. Tapi kalian tahu gak?
Aku juga jatuh tadi.”
“hehehe
kalau masalah itu maaf. Kabisnya pakai acara nyelang segala. Ya kami mencegat
kalian lah”
“ia
gak apa-apa kan?”
“tapi
itu si Muhajir sakit hati gara-gara dibentak sama Kang Heri gara-gara masalah
tadi.”
“udah
lah, kang heri orangnya memang gitu. Maaf ya ”
“kalau
masalah itu minta maafnya ke si Muhajirnya aja langsung”
“oke”
Setelah
itu aku langsung minta maaf pada Muhajir salah satu kawanku
“Jir,
maaf ya perihal masalah tadi. Maaf juga kalau kamu sakit hati karena bentakan
dari Kang Heri”
“ia
gak apa-apa kok.”
“makasih”
“ia,
sama-sama”
Akhirnya masalahnya selesai juga.
namun setelah kejadian tersebut aku memutuskan untuk pindah extra kulilkuler
dengan alasan takut ada dendam dari kawan-kawanku yang dari luar sekolah kami.
Akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke Extra kulikuler PMR atau Palang Merah
Remaja.di sana aku tengah dekat dengan seorang laki-laki yang bernama Ari.
Saking dekatnya antara aku dengan Ari ternyata pada suatu malam menelfonku.
“halo?
Via?”
“ia?
Ada apa ri?
“gak,
iseng aja”
“oh..”
“lagi
apa vi?”
“lagi
tiduran aja,kenapa? ”
“enggak.
Vi, boleh aku ngomong sesuatu?”
“ngomong
apa?”
“hmmm
.. tapi kalau gak suka jangan marah ya.”
“lah
? memangnya kenapa ?”
“vi,
dari waktu pertama kamu ikut extra kulikuler PMR.”
“ia
? kenapa ?”
“aku
suka sama kamu.”
“apa
? kamu bencanda ya?”
“enggak,
aku serius”
“alah.”
“aku
serius. Aku minta kamu jawab vi.”
“aku
fikir-fikir dulu ya ri.”
“ia,
besok aku tunggu ya jawaban dari kamu”
“ia
J ”
Setelah percakapan tadi aku
benar-benar merasa tubuhku bergemetar.
“Ada
apa denganku? Apa aku juga suka pada Ari ? ahk Pusing. Lebih baik aku tidur
saja. Lagipula sudah malam”
Aku berusaha tidur semampuku. Tapi
setelah kejadian tadi aku tidak bisa tidur. Ada apa denganku? Jam di kamarku
sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB.
“kenapa
aku sulit tidur gini ya? Lebih baik aku solat dulu ahk.”
Aku langsung pergi ke kamar mandi
untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat tahajud. Selesai aku solat
aku berdo’a kepada Allah SWT.
“ya
Allah, bantu aku untuk menjawab tawaran dari Ari tadi. Aku benar-benar
bergemetar saat ini dan tolong mudahkanku untuk tidur saat ini Ya Allah.”
Aku kembali ke ranjang tidurku.
Untungnya saat ini aku bisa tertidur pulas. Namun, saking pulasnya aku sampai
kesiangan. Aku langsung bergegas bersiap-siap berangkat ke sekolah
sampai-sampai aku lupa tidak melaksanakan solat subuh.
~
~ ~
Setibanya aku di sekolah aku harus
ke ruang piket terlebih dahulu karena kesiangan. Hari ini aku benar-benar sial.
Aku pun langsung masuk ke kelas dan memberikan surat izin kepada guruku yang
saat ini sudah berada di kelas.
Karena tadi malam aku hanya tidur
beberapa jam aku sampai tertidur di kelas. Ketika aku terbangun, aku langsung
ditertawakan oleh teman-teman sekelas. Guru yang berada di kelasku menyarankan
aku untuk cuci muka ke kamar mandi. Saat aku tiba di kamar mandi, aku bertemu
dengan Ari, jantungku berdetak kencang lebih kencang dari kemarin. Ari
menanyakan perihal tawarannya tadi malam.
“Vi?”
“ia?”
“
gimana? Kamu terima aku atau enggak “
“
a,,, e...e,,,a...” aku gagap tiba-tiba
“kenapa
kamu? Gimana?”
Aku
pun mengangguk sebagai tanda terima. Di sana Ari benar-benar merasa girang.
“
makasih ya vi, aku balik ke kelas dulu”
“
ia sama-sama. Ia”
Aku langsung ke kamar mandi dan
mencuci mukaku. Aku langsung kembali ke kelas. Disetiap pelajaran pada hari itu
aku senyum-senyum sendiri. aku terus memikirkan bahwa statusku sekarang bersama
Ari “berpacaran”.
~
~ ~
Setiap malam dia selalu menelfon dan
sms aku. Aku sangat dekat dengan dia sampai-sampai aku juga sering bermain
dengan teman-temannya. Kebetulan teman-temannya juga mempunyai pacar. Ya aku juga bersahabat dengan mereka. Nama
mereka putri, syifa dan bernama Sarah. Namun kebiasaan mereka bermain jarang
sekali memakai kerudung.
Sepulang sekolah aku diajak Ari dan
teman-temannya jalan-jalan ke pantai caringin. Kebetulan aku sedang bosan
akhirnya aku menyetujui ajakan mereka. Kami berangkat dengan sepeda motor. Aku
dengan Ari dan teman-temannya bersama kekasihnya masing-masing.
Setibanya di Pantai, kami sempat
berfoto-foto. Teman-teman Ari yang perempuan semuanya membuka kerudung kecuali
aku. Kita semua berfoto-foto berpasangan. Aku sempat malu, lagi pula jika
terlalu dekat juga dosa. Akhirnya kami tetap berfoto tapi dengan jarak yang
lumayan renggang.
Sepulang dari pantai, Ari
mengantarkanku pulang ke rumah. Di rumah kami melanjutkan sms dan telfonan.
Teman-teman Ari yang perempuan mengajakku main ke rumah Putri.
“vi,
besok main yuk”
“main
kemana ?”
“ke
rumahku”
“aku
sih ok ok aja”
“sip,
ditunggu jam 9 ya”
“oke”
~
~ ~
Keesokan harinya ...
Setibanya aku di rumah putri, lagi-lagi aku
sendiri yang memakai kerudung. Tapi entah mengapa, aku merasa gerah dan membuka
kerudung ketika bermain di rumah putri. Kami sempat foto-foto di rumah putri.
Tanpa sadar, aku merasa nyaman saja bermain dan berfoto tanpa menggunakan kerudung.
Akhir-akhir ini aku terbiasa tidak menggunakan kerudung ketika bermain dan
berfoto.
Setiap kami main, aku tidak lagi
menggunakan kerudungku, entah mengapa aku sudah tidak malu berpegangan tangan
dengan Ari sampai dirangkul oleh Ari. Aku pun nyaman saja diperlakukan seperti
itu oleh Ari.
~
~ ~
Suatu hari, aku hanya bermain berdua
dengan Ari ke Gunung. Di sana aku merasa sangat mesra dengan Ari. Kali ini
mungkin aku sudah kelewat batas. Ari mencium pipiku, tapi entah mengapa aku
tidak mengelaknya. Setelah itu aku dan Ari pun pulang. Dia mengantarku sampai
rumah, dan dia sempat mencium keningku. Entah mengapa pada saat itu aku merasa
sangat senang.
Pada malam harinya aku baru
merasakan penyesalan itu. Ari menelfonku beberapa kali, namun aku sedang tidak
ingin berbicara dengannya. Mungkin Ari bercerita pada teman-temannya.
Teman-temannya pun bertanya padaku. Kenapa aku seperti ini? Namun Aku merasa
sangat takut pada saat itu. Badanku bergemetar tak terkendali. Semalaman aku
tidak bisa tidur. Sesekalinya aku tidur, aku bermimpi buruk.
Keesokan harinya aku tidak sanggup
sekolah. Badanku panas dan juga meriang. Mungkin di sekolah Ari khawatir
padaku. Dia menanyakan kabarku pada teman-temanku, saat pulang sekolah dia
datang untuk menjengukku. Ketika dia menjengukku, aku benar-benar menjaga
jarakku dengan Ari. Aku takut dosaku bertambah banyak. Aku tak sanggup untuk
menghadapi neraka nanti. Akhirnya kami hanya mengobrol dan membicarakan tentang
keadaanku.
“kamu
kenapa Vi? Kok sampai tidak sekolah?”
“gak
tau, tiba-tiba aku meriang dan waktu aku bangun kondisiku justru malah
memburuk.”
“oh
gitu, tapi kamu gak apa-apa kan ?”
“ia
, aku gak apa-apa kok. Aku hanya lemas”
“oh
syukurlah”
~
~ ~
Sekitar seminggu aku tak bersekolah
karena sakit. Bosan sekali di rumah. Akhirnya aku putuskan untuk bersekolah
lagi. Ketika aku bertemu Ari di sekolah, aku selalu menghindar. Mungkin Ari
merasa ada yang aneh pada diriku. Dia terus menelfon dan smsku, tapi aku masih
belum sanggup menjawabnya.
Aku termenung di kelas, rasa takut
benar-benar trauma dengan kejadian itu. Akhirnya aku putuskan untuk mengambil
air wudhu dan solat untuk menenangkan hatiku ini. Akhirnya aku putuskan untuk
mengakhiri hubunganku dengan Ari. Tapi aku tak jelaskan alasannya. Pasti ari
bertanya-tanya. Aku putuskan Ari melalui sms.
“Ari,
terima kasih atas semua yang pernah kau berikan padaku. Aku memang sangat
sayang padamu. Aku juga sangat cinta padamu. Tapi, aku rasa diriku ini tidaklah
pantas untukmu. Maafkan aku, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku
lebih senang jika kamu bisa dekat dengan perempuan lain. Bukan aku. Terima
kasih untuk semuanya ya Ri. salam hangat, Via”
Setelah ku kirimkan sms itu, ari
terus menanyakan alasannya. Tapi aku tak jelaskan mengapa. Aku belum sanggup
menjelaskannya. Tapi lama-kelamaan Ari pun mengerti, dia sudah tidak
menghubungiku lagi. Komunikasi kami sedikit agak renggang. Sesekali teman-teman
Ari bertanya padaku apa yang telah terjadi.
“Vi.
Kenapa kamu putus sama Ari? Ada masalah? Cerita dong.”
Tapi
aku selalu menjawab “ gak ada apa-apa kok.”
Tapi lama-kelamaan mereka mengerti.
Ari pun sudah menemukan pengganti diriku.walau terkadang hatiku sedikit rapuh
melihatnya. Tapi itu yang terbaik.
Aku kembali memakai jilbabku ketika
keluar rumah. Aku pun merasa lebih aman dengan kondisi seperti ini, dan
sekarang aku lebih memilih “I’m Single and Very Happy”
ket : yg ini belum di rombak ,, nanti di upload klo uda di rombak .. oke :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar