Jumat, 23 Maret 2012

Aku Tak Sanggup Jelaskan!


Di sudut kelas, ku merenung seorang diri. Aku tak sadar apa yang terjadi padaku?.
4 tahun yang lalu ...
Hai, namaku Via. Saat ini aku bersekolah yang banyak orang bilang sekolahku itu pendidikan agamanya sangat bermutu yaitu MTs Islamic Bording School . Keseharianku selalu memakai jilbab apabila aku keluar rumah. Aku tidak mau jika auratku diperlihatkan pada orang banyak. Sudah terlalu banyak dosaku ini. Walau terkadang banyak yang risih denganku.
~  ~  ~
“sok alim banget sih jadi orang” kata salah satu kenalanku kepadaku
“karena aku merasa lebih baik seperti ini, menggunakan Jilbab menutup aurat” jawabku
“ngerasa paling bener lo? Kaya yang yakin bakal jadi penghuni surga aja.” Ejeknya lagi
“justru dari itu, karena aku merasa memiliki banyak sekali dosa. Aku berusaha mengurangi dosa-dosaku dengan menutup aurat”jelasku dan akhirnya membuat kenalanku tersebut hanya bisa diam.
~  ~  ~
            Prestasiku di Sekolah juga bisa dikatakan baik. Tapi aku tetap merasa ini belum cukup. Aku akan terus berusaha meningkatkan prestasiku ini. Kebetulan di sekolahku untuk bagian anak-anak yang bisa dikatakan sangat cerdas ditempatkan di kelas A, yang lumayan cerdas di tempatkan di kelas B, yang cukup cerdas ditempatkan di kelas C, dan seterusnya. saat ini aku duduk di kelas VII C. Ya, lumayan lah masih dikatakan cukup cerdas. Tapi suatu hari nanti aku akan berusaha untuk naik ke kelas A.
 ~  ~  ~
            Ulangan Semester pun tiba, aku berusaha belajar mati-matian agar impianku untuk naik ke kelas A bisa tercapai. Tapi sedikit-sedikit cara licik pun pernah aku coba, hehehe. Untuk anak-anak sekolah zaman sekarang pasti pernah merasakan apa yang di namakan NYONTEK, termasuk aku.
“sssstt, no 1 jawabannya apa?” tanyaku pada salah satu temanku
“A. Kalau no 15 apa?” jawab temanku sambil bertanya kembali padaku.
“aku belum no 15” jelasku
“kalau no 7?” tanyanya
“C”
Untungnya nilai-nilai ulanganku bisa dikatakan meningkat dari semester sebelumnya dan aku pun bisa naik ke kelas VIII B. Semoga ini merupakan langkah awalku untuk meraih keinginanku untuk naik ke kelas A.
            ~  ~  ~
Aku sering merasa risih apabila melihat teman-temanku tidak menggunakan jilbab saat keluar rumah. Serasa memamerkan auratnya sendiri. Terkadang aku juga suka menyindir teman-temanku yang tidak memakai kerudung bersama teman-temanku yang juga merasa risih apabila melihat teman-temannya tidak menggunakan jilbab. Maklumlah, namanya juga kaum wanita. Tidak asing dengan yang namanya membicarakan orang lain atau bisa disebut meng - GOSIP.
“eh, si ica gak tau malu banget ya. sudah tau kalau tidak berjilbab itu dosa. Masih saja keluar rumah tidak pake jilbab” jelas temanku
“ia yah, si ika juga tuh. Masa foto-foto di facebook banyak yang gak pakai kerudung. Padahalkan dia tau kalau sekolah kita itu agamanya kuat banget” tambahku
“ia ihk. Risih aku liatnya juga” jawab temanku yang lain
“sama aja aku juga. Malah risih banget” jawabku
~  ~  ~
            Ulangan Semester sebentar lagi tiba. Aku benar-benar ingin masuk ke kelas IX A. Pokoknya aku harus bisa masuk ke kelas IX A, titik! . ulangan pun dimulai. seperti biasa, rutinitasku saat ulangan yaitu mencontek tetap aku lakukan.
“sssstt, no 1 jawabannya apa?” tanyaku pada salah satu temanku
“A. Kalau no 15 apa?” jawab temanku sambil bertanya kembali padaku.
“aku belum no 15” jelasku
“kalau no 7?” tanyanya
“C”
 Tapi sayangnya, lagi lagi aku tidak berhasil naik ke kelas IX A. Aku tetap tinggal di kelas IX B. Pupus sudah harapanku untuk masuk ke kelas A. Karena di sekolahku 1 tahun sekali untuk diadakannya perpindahan kelas. Rasa penyesalan terus menyelinap dalam mimpiku. Tapi ya sudahlah, saat ini aku sudah kelas IX. Sebentar lagi aku akan menghadapi yang namanya Ujian Nasional. Aku harus lebihmemikirkan masa depanku setelah aku lulus nanti dibandingkan untuk memikirkan harapanku yang pupus untuk menempati kelas impianku yaitu kelas A.
            ~  ~  ~
Kesibukan yang aku jalani saat kelas IX memang sangat berat. Mencari bahan persiapan untuk Ujian itu tidak mudah. Kita harus mengorbankan banyak hal mulai dari korban tenaga, uang, bahkan kepercayaan orang tua pun kadang-kadang jadi korban.korban tenaga mulai dari bulak-balik mencari bahan belajarku untuk ujian nanti, meminta pada guru lah, kakak kelas lah, dan juga adik kelas. Korban uang, selama aku kelas IX mungkin aku membuat keuangan d keluargaku melemah. Karena selama aku kelas IX aku harus bulak-balik ke toko buku dan juga tempat foto copy-an. Hal tersebut membutuhkan tidak sedikit uang mulai dari uang untuk membeli buku, memfoto copy buku dan soal-soal latihan, bahkan ongkos ojek atau pun bensin motor milik papaku. Korban kepercayaan, mungkin terkadang orang tuaku mengira aku tidak mempersiapkan diri untuk ujian. Mungkin orang tuaku mengira uang yang mama berikan hanya untuk main-main saja. Hal itu membuatku takut kehilangan kepercayaan. Tapi, semoga saja hal itu tidak terjadi.
 Semua ini membuat fisikku menjadi lemah. Pada kelas IX lah aku sering tidak sekolah karena sakit akibat kelelahan. Padahal seharusnya aku harus lebih rajin sekolah agar pelajaranku tidak ada yang tertinggal. Tapi apa daya, fisikku saat ini melemah. Tapi aku harus terus berusaha agar aku berhasil nanti.
            ~  ~  ~
Ujian Nasional pun tiba, berbagai cara telah aku dan teman-temanku lakukan. Ada yang menulis kunci jawaban pada bagian bajunya, pada pensilnya, pada kotak pensilnya,pada papan jalar, di kolong meja dan masih banyak lagi cara yang aku dan teman-teman lakukan pada saat ujian berlangsung. Tapi dari hal tersebut pernah membuat konflik sehingga aku dan temanku adu mulut.
            Temanku bernama Sasya disebut-sebut sebagai penjual kunci jawaban di sekolah kami. Karena Sasya tidak merasa, dia memaki orang yang menuduhnya di facebook dengan kata-kata yang sangat tak enak untuk didengar.
“eh kalau ngomong tuh mikir dulu ya.
Masa gw nyebarin kunci jawaban?
Mikir woi!
ANJ*NK” status sasya di facebook.
Hal itu sampai membuat guru di sekolah kami ikut turun tangan dan  menyelesaikan masalah tersebut. Hal tersebut juga sempat membuat nama baik sekolah kami menjadi turun.
            Ujian dan masalah tersebut pun terlewati, termasuk Ujian Praktek . pada saat ujian praktek, bagian yang paling mengesankan bagiku yaitu saat Praktek mengurus jenazah. Mulai dari membeli kain kafan, membungkus boneka dengan kain kafan, dan menyolatkan boneka. Itu hal yang terunik selama hidupku sampai saat ini bagiku.
            ~  ~  ~
4 Juni 2011 ...
            Saat yang di tunggu-tunggu yaitu saat dibagikannya surat keterangan Lulus, saat ini kami di kumpulkan di masjid sekolah kami, di sana kami benar-benar merasakan yang namanya tegang menerima surat keterangan lulus. Kepala sekolah pun hadir di sana beserta guru-guru yang lain. Hal tersebut justru membuat kami selaku anak bimbingnya merasa lebih tegang. Kami takut jika diantara kami ada yang tidak lulus dan hal tersebut pasti disaksikan oleh teman-teman seangkatan , guru-guru , bahkan kepala sekolah kami.
            Hal yang paling ditunggu pun tiba, dan saat namaku dipanggil oleh guru dan guru tersebut pun memberikan surat keterangan lulus tersebut.
“Via Al Fahma” panggil guruku
Saatku kembali duduk bersama teman-temanku , salah satu temanku ada yang berpendapat
“hei, jangan dulu dibuka.” Kata temanku
“kenapa?” tanyaku
“kita buka sama-sama ya .” sana temanku
“1,2,3 .. yeeee. Alhamdulillah lulus. Kalian gimana?”
“Lulus donk”
“sekarang kita tinggal menunggu nilai hasil ujiannya deh, semoga nilai kita memuaskan” jelasku
“Amiiiiin”
~  ~  ~
            Sembari menunggu Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) dibagikan, aku dan temanku mempersiapkan untuk mendaftar sekolah ke jenjang selanjutnya. Ada yang meneruskan ke Aliyah Swasta, Aliyah Negeri, SMA Swasta, SMA Negeri, ke Pesantren, Bahkan Pondok-pondok yang lokasinya sangat jauh dari sekolah kami. Hal tersebut membuatku dan teman-temanku menitihkan air mata. Kenapa ? karena kami semua akan berpisah. Persahabatan kami selama 3 tahun akan merenggang, tidak seperti biasanya. Selama 3 tahun kami menjalani persahabatan kami mulai dari makan siang bareng, jajan bareng, solat berjama’ah di sekolah, nonton film bareng, belajar bareng, ngobrol bareng, sharing curhat, dan masih banyak lagi kenangan yang tak akan pernah terlupakan oleh kami semua. Aku pasti akan rindu kalian semua sobat.
~  ~  ~
            Aku dan beberapa temanku memutuskan untuk melanjutkan sekolah kami di SMA Negeri 4 Pandeglang. Karena menurut kami, kami harus memikirkan kondisi biaya orang tua kami. Lagi-lagi kondisi keuangan keluarga kami menipis juga karena kebutuhan kami yang mungkin sangat merepotkan orang tua kami. Maka dari itu kami lebih memilih sekolah yang dekat agar orang tua kami tidak perlu memikirkan biaya kami untuk kosan kami. Namun tidak hanya itu, orang tua kami pun percaya bahwa kualitas pendidikan di SMA Negeri 4 Pandeglang ini tidak kalah bagusnya dengan sekolah-sekolah favorit yang banyak dikenal oleh orang banyak. Kan SMA Negeri 4 Pandeglang termasuk sekolah  RSMABI atau Rintisan SMA Bertaraf Internasional.
            Di sekolah mana pun pasti ketika dibuka pendaftaran siswa / siswi baru diadakan test. Mulai dari penetuan diterima atau tidak dan juga bisa dijadikan tolak ukur untuk penetuan kelas. Test tersebut juga banyak sekali tahapnya. Mulai dari tahap pengukuran nilai dalam pelajaran kami, pengukuran kesiapan orang tua kami, serta pengukuran nilai psikotest kami. Hasil semua test tersebut akan dibagikan beberapa hari setelah Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional atau SKHUN kami dibagikan.
            ~  ~  ~
Saat ujian kemarin, Di sekolahku khusus bagi kelas tiga, ditawarkan buku panduan untuk Ujian Nasional dengan Kopetensi Dasar yang akan di Ujiankan. Hal tersebut tentunya sangat berguna untuk kami dan juga mempermudah kami dalam mengerjakan soal Ujian kemarin. Lagi pula Sebagian besar soal ujian yang kami hadapi kemarin banyak sekali yang ada pada soal Prediksi yang kami miliki tersebut. Saat itu kami benar-benar beruntung karena memiliki buku tersebut.
            Ternyata Keberuntungan kami dari buku tersebut bukan hanya pada ujian nasional saja. Tetapi pada saat kami test masuk ke SMA Negeri 4 Pandeglang ini hampir semuanya ada pada contoh soal maupun Soal Prediksi yang ada di buku kami. Aku dan teman-teman sekolahku yang mendaftar di SMA Negeri 4 Pandeglang saat itu benar-benar sangat merdeka. akhirnya soal test tersebut dapat kami selesaikan dengan mudah. Bahkan pada soal test nilai pada pelajaran tersebut ada yang salah kami justru membuat suasana ruang test menjadi sangat ramai dan juga kebetulan kami mendapatkan ruangan yang sama dengan sekolah yang sama pula akhirnya Kami seruangan membicarakan dan mengevaluasi soal tersebut sampai ruangan kami dinominasikan sebagai ruangan yang paling ribut. Hehehhehe
“hei .. no 11 gak ada jawabannya kan ?” tanya salah satu temanku
“iia woi.. ja di buku prediksi juga jawabannya bukan kaya gini” jawab temanku yang lain
“ia woi.. gak ada jawabannya” jawabku
“terus ? gimana jawabnya ?” tanya salah satu temanku
“lingkari saja semuanya”
“sip deh” semuanya setuju
            Pada saat test kami bisa dikatakan wong deso karena kami semua baru melihat ruangan yang memiliki kamera CCTV -nya. Setelah kami tahu bahwa ruang test kami ada CCTV -nya kami seruangan langsung panik. Hal tersebut langsung menjadi pembahasan hangat di sekolah kami. Maklumlah, namanya juga wong deso.
“woi, di SMA Negeri 4 Pandeglang mah di kelasnya ada CCTV nya loh.”
“susah atuh kalau ulangan. Gak bisa nyontek?”
“ia sih. Gimana ya ?”
“terus ? niat mau nyontek”
“atuh susah kalau gak nyontek mah”
“ihk kamu mah nyontek mulu ini”
“hehehehe”
~  ~  ~
            Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional pun dibagikan ...
            Ketika kami sudah mendapatkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional, kami langsung menanyakan nilai total ujian teman-teman kami untuk membandingkan siapa yang lebih tinggi dan lebih rendah.
“hei. Rata-ratanya berapa kamu ?”
“aku mah 31”
“yang paling besar sapa?”
“biasalah yang selalu juara umum”
“oh, berapa? 35.66”
“widdih.. jauh banget kalau sama aku mah”
“hahahha.. memangnya kamu berapa?”
“Cuma 29. Hehehehe. Tapi gak apalah, yang penting untuk saat ini aku lulus “
~  ~  ~
            Beberapa hari kemudian ...
            Pada tanggal yang ditentukan oleh pihak SMA Negeri 4 Pandeglang. Kami langsung datang ke SMA Negeri 4 Pandeglang untuk mengambil surat keterangan apakah kami lolos atau tidak. Kami datang ke SMA Negeri 4 Pandeglang bersama-sama dan syukur alhamdulillah, kami semua diterima.
            Untuk saat ini jalan hidupku untuk kedepan sudah agak sedikit diperjelas oleh Allah SWT untuk bidang pendidikan tentunya. Untuk sekarang ini aku lebih memfokuskan untuk MOS atau Masa Orientasi Siswa nanti. Mulai dari bagaimana menghadapi panitia yang paling-paling mirip seperti saat aku MOS di MTs ku dulu. Paling-paling sifat tidak jauh lah mulai dari Super aneh, super egois, super jahil, super tengil, super galak, dan juga super nyebelin. Pokoknya semua karakter orang yang tidak pernah mau untuk aku temui di dunia ini pasti hadir  pada acara MOS atau Masa Orientasi Siswa di sekolah baruku yaitu SMA Negeri 4 Pandeglang.
~  ~  ~
            Beberapa minggu kemudian ...
            MOS atau Masa Orientasi Siswa pun tiba, dan dugaanku ternyata benar. Panitianya tidak jauh dari panitia seperti pada saat MOS atau Masa Orientasi Siswa di MTsku dulu. Super tengil, super aneh, super galak, super nyebelin , super egois, dan juga super jahil. Pokoknya yang namanya MOS atau Masa Orientasi Siswa bagiku merupakan sebuah musibah. Tapi MOS atau Masa Orientasi Siswa saja sudah seperti ini, apalagi OSPEK ( Orientasi Studi Pengenalan Kampus ) ya ? pertanyaanku dari dulu yang belum ada yang menjawab kenapa sih harus ada yang namanya MOS atau Masa Orientasi Siswa dan OSPEK atau Orientasi Studi Pengenalan Kampus ? apa manfaatnya untuk siswa dan siswi baru ?
            Hari terakhir MOS atau Masa Orientasi Siswa ini kami diperintahkan oleh para panitia untuk memberikan kado beserta surat cinta yang nantinya harus kami berikan untuk kakak panitia. Jujur saja, hari itu aku benar-benar jahil. Aku membungkus kado dariku dengan kotak bekas wadah untuk jam alarm untuk di kamar tidurku. Coba tebak apa isi dari kado dariku untuk panitia ? pasti semuanya tidak akan percaya bahwa isi dari kado yang aku buat hanyalah sebuah permen yang dijual hanya Rp. 500 dapat 4. Hahaha.
            MOS atau Masa Orientasi Siswa pun berakhir, tinggal 1 babak lagi agar kami sah menjadi Siswa atau Siswi di SMA Negeri 4 Pandeglang ini. Yaitu Tamu Ke Calon atau sering disebut TKC. Acara tersebut diatur oleh extra kulikuler DA atau Dewan Ambalan di SMA Negeri 4 Pandeglang karena kegiatan tersebut berbau kepramukaan. Maka dari itu yang mengatur TKC atau Tamu Ke Calon ini pengurus dan beberapa anggota dari DA atau Dewan Ambalan.
~  ~  ~
            Sebelum TKC kami sudah sempat belajar di SMA Negeri 4 Pandeglang ini. Dan aku mendapatkan kelas di kelas X 1. Di sini aku banyak sekali mendapatkan teman-teman baru. Tapi sayangnya, kebanyakan teman baruku ini tidak memakai jilbab. Maklum lah, mungkin di sekolah negeri kurang diperketat dalam bilang islamiknya. Bahkan, mereka bergabung dengan kawan-kawan mereka yang non islam, jadi maklum saja.
“hai namaku Via. Namamu siapa?” tanya ku
“namaku Putri”
“kamu dari sekolah mana ?”
“aku dari SMP Negeri 9 . Kamu?”
“aku dari MTs Islamic Boarding School. Tau ?”
“oh ia. Aku tahu. Senang bisa kenal dengan kamu”
“aku juga”
~  ~  ~
            Sekitar 1 bulan kami menjalankan aktifitas belajar kami di sekolah baru kami. Rasanya benar-benar berbeda dibandingkan dengan masa-masa di MTs dulu. Kehilangan beberapa sosok teman-teman di MTs yang mungkin sekarang tergantikan oleh teman-teman baruku di sekolah baruku ini. Di sekolah baruku ini aku memilih banyak sekali Extra Kulikuler. Untuk extra kulikuler inti aku memilih extrakulikuler PASKIBRA atau Pasukan Pengibar Pendera , untuk extra kulikuler tambahannya aku mengikuti extra kulikuler ECC  atau English Conversation Club, Basket, dan juga Tari.
            Selama 1 minggu terakhir ini kami diikutkan dalam perlombaan Gerak Jalan. Sebelumnya kami mengikuti test terlebih dahulu karena tidak mungkin diikutkan semuanya karena dari extra kulikuler PASKIBRA hanya bisa mengirim 2 kelompok barisan. Saat seleksi aku melakukannya dengan sungguh-sungguh dan akhirnya aku lolos seleksi dan justru aku ditunjuk sebagai Danton atau ketua barisan. Namun para kakak senior khawatir karena lomba gerak jalan diadakan 1 hari setelah kegiatan TKC atau Tamu Ke Calon diadakan. Para kakak senior khawatir kami tidak sanggup melaksanakannya karena kelelahan. Tapi kami yakin kami siap.
            Pulang sekolah kami dikumpulkan di lapangan sekolah karena besok kami akan menjalankan kegiatan Tamu Ke Calon atau bisa disebut TKC. Di sana kami dibagi sepuluh orang per regu dan juga pemilihan ketua bagi setiap regu dan aku dipilih untuk menjadi ketua regu. Kakak panitia menyebutkan barang-barang yang harus di bawa dan kami mencatatnya. Setelah itu kami semua dibubarkan.
            Setelah kami semua dibubarkan , aku bersama kelompokku berkumpul di depan kelas. Kami mempersiapkan siapa saja yang akan ditugaskan untuk membawa peralatan. Sayangnya selalu saja aku yang berkorban. Dibandingkan yang lain aku mendapatkan bagian yang paling banyak. Mulai dari alas tidur, kompok, tenda, tiang untuk tenda, belum dengan barang-barang pribadi yang harus dibawa.
~  ~  ~
            Keesokan harinya ...
            Di surat pemberitahuan kepada orang tua tertulis bahwa kumpul pada jam 07.00 WIB. Tapi ternyata kumpul pada jam 06.30 WIB . jelas aku kesiangan, ternyata ini jebakan. Nasib.. nasib .. saat aku memasuki barisan di reguku. Ternyata benar. Diantara semua anggota reguku yang paling banyak membawa barang-barang kelompok yaitu aku. Sudahlah , toh nanti juga dikumpulkan di tenda kami.
            Sembari menunggu trek yang akan mengangkut kami. Karena diantara kami tidak ada yang membawa kekenceng kami langsung pinjam ke rumah saudara dari salah satu anggota kami. 2 orang dari regu kami yang mengambil kekenceng sampai berlari-lari mengejar waktu agar tidak tertinggal. Namun apa daya, treknya sudah datang. Aku suda bilang pada kakak panitia agar menunggu 2 orang lagi.
“abang” panggilan kami pada panitia laki-laki
“apa?”
“tungguin 2 orang lagi”
“ihk udah kalian naik aja”
“trus 2 orang lagi gimana?”
“udah nanti juga ada yang nganter pake motor”
Tapi walaupun sudah dijelaskan oleh kakak panitia aku tetap merasa khawatir. Tapi kenapa ya teman-temanku yang lain cuek saja ? padahal kan mereka mengambilkan kekenceng untuk mereka juga. ahk benar-benar tidak ada pengorbanannya.
~  ~  ~
            Saat kami tiba di perkemahan, 2 teman kami ternyata benar diantar oleh kakak panitia. Syukurlah walaupun sempat ada protes dari mereka berdua.
“kenapa kita ditinggalin?”
“ihk aku juga uda bilang ke abang-abangnya”
“takut tadi kita”
“aku juga panik tau, tapi abangnya bilang nanti kalian akan nyusul katanya. Ternyata benar kan disusul?”
“ia sih.”
“sudahlah yang penting kalian sudah sampai. Ayo turun-turunkan barang-barang kita”
“ayo lah”
            Ketika kami menurunkan barang-barang kami. Salah satu dari anggota kami menemukan ember kelompok kami bagian bawahnya retak. Kalau retakkan pasti bocor. Sulit menggunakannya lagi.
“hei, embernya bolong”
“ihk? Kok bisa?”
“gak tau. Ketimpah tas kali?”
“ihk, terus?”
“kalian mah malah panik, uda minta lakban ke kelompok lain sana”saranku
“oke”
“nih” sembari membawa lakban.
“hei, sini bantu pegang”
“sini-sini aku pegangin”
            Setelah kami menambal ember tersebut dengan lakban kami langsung membangun tenda di tempat yang suda disiapkan. Tempat kami pas sekali di bawah pohon kelapa. Saat kami tau kami takut salah satu daunnya jatuh menimpa tenda kami dan kebetulan kami sedang berada di dalamnya. Akhirnya kami protes ke kakak panitianya.
“bang? Ini daunnya gak bakal rubuh?”
“gak bakal. Pohonnya kuat kok”
“bener ya bang.”
“ia... ia...”
Kami berusaha menghilangkan rasa takut. Akhirnya kami beres-beres di tenda terlebih dahulu. Ketika sedang beres-beres, tiba-tiba ada pengumuman.
“kepada seluruh ketua regu kumpul di lapangan sekarang”
            Aku pun langsung berkumpul dengan meninggalkan pekerjaanku saat beres-beres.
“hei, aku kumpul dulu ya.”
“ia” jawab mereka.
            Aku pun langsung memakai sepatu, karena sepatunya harus sepatu tali jadi agak sedikit lama. Akhirnya tidak kuikat tali sepatuku. Ternyata kami berkumpul hanya untuk dibagikan susunan acara dan lomba-lomba. Setelah kami dibubarkan, kami langsung balik ke tenda.
“hei udah ini upacara. Jadi beres-beresnya yang cepet ya”
“sip tenang aja”
            Kami langsung melanjutkan beres-beres di tenda kami. Mulai dari membuat lubang agar ketika hujan airnya mengalir terlebih dahulu ke lubang tersebut. Tidak langsung merembes ke tenda kami.
Priiit..priiit.priiit. suara peluit tanda kumpul.
“hei ,ayo kumpul aja dulu nanti dilanjutin lagi”
“ia..ia”
            Langsung berbaris untuk mengikuti upacara. Lelah sih, setelah mencangkul mengintari tenda dan langsung mengikuti upacara. Tapi bagaimana lagi? Harus tetap dijalani.
~  ~  ~
            Beberapa kegiatan telah dijalani sampai sampai suaraku serak gara-gara anggotaku sulit sekali diatur. Setiap ada kegiatan selalu saja aku yang diikutkan. Mereka lebih memilih menjaga tenda. Terkuras sudah tenagaku. Jelam ku ikuti, lomba mengambil koin dalam terigu kuikuti, ketepatan sandi morse kuikuti, cerdas cermat kuikuti, pokoknya hampir semuanya kuikuti.
            Selama TKC atau Tamu Ke Calon berlangsung ada 1 hal yang menjadi beban fikiran yaitu setelah TKC atau Tamu Ke Calon ini aku harus mengikuti lomba gerak jalan dan aku menjadi dantonnya sedangkan sekarang ini suaraku hampir tinggal nafas saja. Temanku sampai merasa kasian padaku, temanku ini menyarankan untuk mengganti ketua regu. Tapi siapa yang akan menggantikan? Diikutkan lomba saja tidak mau apalagi menjadi ketua.
            Malam terakhir pun tiba. Saatnya untuk acara PENSI atau Pentas Seni. Tadinya aku yang akan bernyanyi untuk tampil di PENSI atau Pentas Seni ini. Tapi mau bernyanyi bagaimana? Berbicara saja sulit apalagi bernyanyi. Akhirnya ada 2 orang anggota regu kami yang ingin bernyanyi dan di iringi gitar karena salah satu kelompok kami ada yang bisa bermain gitar. Syukurlah.
            Acara pun selesai pada jam 12 malam. Kami diperintahkan untuk kembali ke tenda dan tidur. Tapi selama 2 hari ini aku tidak bisa tidur dan ternyata benar, malam ini pun aku tidak tidur. Posisi tidur di tenda kami sudah acak-acakan. Karena tidak kebagian tempat. Akhirnya aku berkorban tidur di dekat bagian kaki kawan-kawanku. Aku harus berfikir berkali-kali untuk tidur di dekat kaki kawan-kawanku ini bukan karena kakinya bau lah apa lah tapi karena aku takut ketika mereka tidur mereka sampai menendang tubuhku. Tapi untungnya mereka tidak ada tertidur pulas sampai menendang tubuhku.
            Waktu subuh pun tiba. Kami langsung pergi ke air untuk mengambil air wudhu dan kami kembali untuk melaksanakan solat berjama’ah. Setelah solat kami langsung berganti baju dengan baju olah raga karena setelah solat kami akan berolah raga. Di saat-saat olah raga inilah kami menemukan kesenangan bersama sejuknya udara subuh.
            Olah raga telah selesai. Kami diberi waktu untuk sarapan terlebih dahulu. Kami makan mie goreng saat itu. Tak apalah, di keadaan seperti ini kami tidak boleh berkomentar dan harus menerima apa saja yang ada. Selama 3 hari ini kami tidak mandi karena keterbatasan air. Akhirnya kami langsung berganti pakaian menjadi pakaian pramuka lagi dan membereskan tenda kami. Setelah kami membereskan tenda kami, kami sempatkan untuk mengobrol dengan teman kami yang tadi malam sempat kesurupan. Dia bercerita ketika ia kesurupan, tapi tiba-tiba ketika ia ingin masuk ke tenda. Dia pingsan dan ternyata pada saat itu dia kembali kesurupan.
            Saat itu kami benar-benar takut. Tapi untungnya di regu kami tidak ada yang kesurupan. Priit priit priit. Lagi-lagi suara peluit tanda berkumpul dibunyikan. Saatnya upacara penutupan. Sepanjang upacara kami mendengar jeritan kawan kami yang tadi kesurupan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya karena kami juga melihat kakinya diperban karena terkena batu saat mengamuk.
            Upacara pun selesai dan truk yang membawa kami pun datang. Akhirnya kami langsung naik truk karena ingin cepat-cepat pulang. Setibanya kami di sekolah kami di informasikan untuk seluruh anak PASKIBRA ( Pasukan Pengibar Bendera ) jangan dulu pulang karena akan ada pengarahan dari kakak-kakak senior kami untuk acara Gerak Jalan besok. Sebelum semuanya kumpul, kami bercerita pada akang-akang PASKIBRA tentang kegiatan TKC atau Tamu Ke Calon tadi. Setelah semuanya berkumpul, akang dan teteh panitia pun langsung memberikan pengarahan karena mereka tahu bahwa kami ini ingin cepat-cepat pulang.
            Selesai pengarahan kami langsung pulang ke rumah masing-masing, tenda yang sebelumnya aku bawa dari rumah. Aku memerintahkan salah satu anggotaku untuk membawanya. Aku sempat marah-marah pada mereka.
“hei bawa nih”
“loh kok ke kita?”
“terus siapa lagi? Aku lagi”
“ yang lain ?”
“ kalian liat gak yang lain? Aku sekarang liatnya juga kalian. Nih bawa ” dengan nada emosiku yang sedikit kupendam.
            Selama di rumah aku meminta ibuku untuk membelikan GULAS atau Gula Asem agar suara serakku tidak terlalu parah. Tidak tanggung-tanggung aku membeli Gula Asem sekaligus 4.
~  ~  ~
            Keesokan harinya...
            saat ini aku mempunyai sahabat dari sekolah lain. Ada 4 orang laki-laki, kebetulan saat lomba gerak jalan ini barisan mereka tepat berada di depan kami. Sepanjang perjalanan kami berperang yel-yel dengan barisan kawan-kawanku itu. Saat di pengkolan regu kami dihimpit oleh 2 regu dari sekolah 4 kawanku tersebut. Ternyata 1 regu dibelakang kami ada 1 kawan lamaku ketika SD tepatnya di SD Negeri Menes 1. Kami benar-benar dikeroyok. Untungnya mereka juga dihimpit oleh regu yang lain dari sekolahku. Ternyata setelah berkumpul regu dari sekolah kami ada 5 orang yang berada dekat kami. Kami langsung memamerkan yel-yel kami. Hahahah bisa dikatakan 5 berbading 2 ( 5 : 2).
            Setelah acara selesai, ternyata ada pengaduan bahwa sekolah dari kawan-kawanku itu ada yang sakit karena perutnya terinjak oleh salah seorang dari sekolah kami. Orang yang merasa terinjak tersebut bilang.
“tadi saya diinjak oleh anak SMA Negeri 4 Pandeglang. Perempuan memakai sepatu pantovel.”
            Untungnya kelompokku tidak memakai sepatu pantovel. Ternyata setelah pengaduan itu kelompok dari sekolah kami yang memakai sepatu pantovel bilang bahwa mereka hampir dilecehkan oleh mereka. Secara reflek mereka lari dan tidak sengaja menginjak salah satu anggota regu mereka.
            Sepulangnya dari perlombaan tersebut. Aku langsung menanyakan perihal kejadian tadi. Apakah benar mereka ingin melakukan pelecehan ?
“hei, tadi di sekolah pada bilangnya kalian mau meluk-meluk anak perempuan dari sekolah kami.”
“heh. Siapa yang bilang? Fitnah amat. Beneran kami semua gak ada yang ingin memeluk mereka. Ada juga ketika kalian ingin menyelang barisan, kami mencegat mereka. Mungkin itu yang mereka kira kami ingin memeluk mereka. Kepedean amat” jelas kawanku dengan marah
“ia sih, ketika kalian mencegat hampir sama dengan memeluk. Tapi kalian tahu gak? Aku juga jatuh tadi.”
“hehehe kalau masalah itu maaf. Kabisnya pakai acara nyelang segala. Ya kami mencegat kalian lah”
“ia gak apa-apa kan?”
“tapi itu si Muhajir sakit hati gara-gara dibentak sama Kang Heri gara-gara masalah tadi.”
“udah lah, kang heri orangnya memang gitu. Maaf ya ”
“kalau masalah itu minta maafnya ke si Muhajirnya aja langsung”
“oke”
Setelah itu aku langsung minta maaf pada Muhajir salah satu kawanku
“Jir, maaf ya perihal masalah tadi. Maaf juga kalau kamu sakit hati karena bentakan dari Kang Heri”
“ia gak apa-apa kok.”
“makasih”
“ia, sama-sama”
            Akhirnya masalahnya selesai juga. namun setelah kejadian tersebut aku memutuskan untuk pindah extra kulilkuler dengan alasan takut ada dendam dari kawan-kawanku yang dari luar sekolah kami. Akhirnya aku memutuskan untuk pindah ke Extra kulikuler PMR atau Palang Merah Remaja.di sana aku tengah dekat dengan seorang laki-laki yang bernama Ari. Saking dekatnya antara aku dengan Ari ternyata pada suatu malam menelfonku.
“halo? Via?”
“ia? Ada apa ri?
“gak, iseng aja”
“oh..”
“lagi apa vi?”
“lagi tiduran aja,kenapa? ”
“enggak. Vi, boleh aku ngomong sesuatu?”
“ngomong apa?”
“hmmm .. tapi kalau gak suka jangan marah ya.”
“lah ? memangnya kenapa ?”
“vi, dari waktu pertama kamu ikut extra kulikuler PMR.”
“ia ? kenapa ?”
“aku suka sama kamu.”
“apa ? kamu bencanda ya?”
“enggak, aku serius”
“alah.”
“aku serius. Aku minta kamu jawab vi.”
“aku fikir-fikir dulu ya ri.”
“ia, besok aku tunggu ya jawaban dari kamu”
“ia J
            Setelah percakapan tadi aku benar-benar merasa tubuhku bergemetar.
“Ada apa denganku? Apa aku juga suka pada Ari ? ahk Pusing. Lebih baik aku tidur saja. Lagipula sudah malam”
            Aku berusaha tidur semampuku. Tapi setelah kejadian tadi aku tidak bisa tidur. Ada apa denganku? Jam di kamarku sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB.
“kenapa aku sulit tidur gini ya? Lebih baik aku solat dulu ahk.”
            Aku langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat tahajud. Selesai aku solat aku berdo’a kepada Allah SWT.
“ya Allah, bantu aku untuk menjawab tawaran dari Ari tadi. Aku benar-benar bergemetar saat ini dan tolong mudahkanku untuk tidur saat ini Ya Allah.”
            Aku kembali ke ranjang tidurku. Untungnya saat ini aku bisa tertidur pulas. Namun, saking pulasnya aku sampai kesiangan. Aku langsung bergegas bersiap-siap berangkat ke sekolah sampai-sampai aku lupa tidak melaksanakan solat subuh.
~  ~  ~
            Setibanya aku di sekolah aku harus ke ruang piket terlebih dahulu karena kesiangan. Hari ini aku benar-benar sial. Aku pun langsung masuk ke kelas dan memberikan surat izin kepada guruku yang saat ini sudah berada di kelas.
            Karena tadi malam aku hanya tidur beberapa jam aku sampai tertidur di kelas. Ketika aku terbangun, aku langsung ditertawakan oleh teman-teman sekelas. Guru yang berada di kelasku menyarankan aku untuk cuci muka ke kamar mandi. Saat aku tiba di kamar mandi, aku bertemu dengan Ari, jantungku berdetak kencang lebih kencang dari kemarin. Ari menanyakan perihal tawarannya tadi malam.
“Vi?”
“ia?”
“ gimana? Kamu terima aku atau enggak “
“ a,,, e...e,,,a...” aku gagap tiba-tiba
“kenapa kamu? Gimana?”
Aku pun mengangguk sebagai tanda terima. Di sana Ari benar-benar merasa girang.
“ makasih ya vi, aku balik ke kelas dulu”
“ ia sama-sama. Ia”
            Aku langsung ke kamar mandi dan mencuci mukaku. Aku langsung kembali ke kelas. Disetiap pelajaran pada hari itu aku senyum-senyum sendiri. aku terus memikirkan bahwa statusku sekarang bersama Ari “berpacaran”.
~  ~  ~
            Setiap malam dia selalu menelfon dan sms aku. Aku sangat dekat dengan dia sampai-sampai aku juga sering bermain dengan teman-temannya. Kebetulan teman-temannya juga mempunyai pacar.  Ya aku juga bersahabat dengan mereka. Nama mereka putri, syifa dan bernama Sarah. Namun kebiasaan mereka bermain jarang sekali memakai kerudung.
            Sepulang sekolah aku diajak Ari dan teman-temannya jalan-jalan ke pantai caringin. Kebetulan aku sedang bosan akhirnya aku menyetujui ajakan mereka. Kami berangkat dengan sepeda motor. Aku dengan Ari dan teman-temannya bersama kekasihnya masing-masing.
            Setibanya di Pantai, kami sempat berfoto-foto. Teman-teman Ari yang perempuan semuanya membuka kerudung kecuali aku. Kita semua berfoto-foto berpasangan. Aku sempat malu, lagi pula jika terlalu dekat juga dosa. Akhirnya kami tetap berfoto tapi dengan jarak yang lumayan renggang.
            Sepulang dari pantai, Ari mengantarkanku pulang ke rumah. Di rumah kami melanjutkan sms dan telfonan. Teman-teman Ari yang perempuan mengajakku main ke rumah Putri.
“vi, besok main yuk”
“main kemana ?”
“ke rumahku”
“aku sih ok ok aja”
“sip, ditunggu jam 9 ya”
“oke”
~  ~  ~
            Keesokan harinya ...
Setibanya aku di rumah putri, lagi-lagi aku sendiri yang memakai kerudung. Tapi entah mengapa, aku merasa gerah dan membuka kerudung ketika bermain di rumah putri. Kami sempat foto-foto di rumah putri. Tanpa sadar, aku merasa nyaman saja bermain dan berfoto tanpa menggunakan kerudung. Akhir-akhir ini aku terbiasa tidak menggunakan kerudung ketika bermain dan berfoto.
            Setiap kami main, aku tidak lagi menggunakan kerudungku, entah mengapa aku sudah tidak malu berpegangan tangan dengan Ari sampai dirangkul oleh Ari. Aku pun nyaman saja diperlakukan seperti itu oleh Ari.
~  ~  ~
            Suatu hari, aku hanya bermain berdua dengan Ari ke Gunung. Di sana aku merasa sangat mesra dengan Ari. Kali ini mungkin aku sudah kelewat batas. Ari mencium pipiku, tapi entah mengapa aku tidak mengelaknya. Setelah itu aku dan Ari pun pulang. Dia mengantarku sampai rumah, dan dia sempat mencium keningku. Entah mengapa pada saat itu aku merasa sangat senang.
            Pada malam harinya aku baru merasakan penyesalan itu. Ari menelfonku beberapa kali, namun aku sedang tidak ingin berbicara dengannya. Mungkin Ari bercerita pada teman-temannya. Teman-temannya pun bertanya padaku. Kenapa aku seperti ini? Namun Aku merasa sangat takut pada saat itu. Badanku bergemetar tak terkendali. Semalaman aku tidak bisa tidur. Sesekalinya aku tidur, aku bermimpi buruk.
            Keesokan harinya aku tidak sanggup sekolah. Badanku panas dan juga meriang. Mungkin di sekolah Ari khawatir padaku. Dia menanyakan kabarku pada teman-temanku, saat pulang sekolah dia datang untuk menjengukku. Ketika dia menjengukku, aku benar-benar menjaga jarakku dengan Ari. Aku takut dosaku bertambah banyak. Aku tak sanggup untuk menghadapi neraka nanti. Akhirnya kami hanya mengobrol dan membicarakan tentang keadaanku.
“kamu kenapa Vi? Kok sampai tidak sekolah?”
“gak tau, tiba-tiba aku meriang dan waktu aku bangun kondisiku justru malah memburuk.”
“oh gitu, tapi kamu gak apa-apa kan ?”
“ia , aku gak apa-apa kok. Aku hanya lemas”
“oh syukurlah”
~  ~  ~
            Sekitar seminggu aku tak bersekolah karena sakit. Bosan sekali di rumah. Akhirnya aku putuskan untuk bersekolah lagi. Ketika aku bertemu Ari di sekolah, aku selalu menghindar. Mungkin Ari merasa ada yang aneh pada diriku. Dia terus menelfon dan smsku, tapi aku masih belum sanggup menjawabnya.
            Aku termenung di kelas, rasa takut benar-benar trauma dengan kejadian itu. Akhirnya aku putuskan untuk mengambil air wudhu dan solat untuk menenangkan hatiku ini. Akhirnya aku putuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan Ari. Tapi aku tak jelaskan alasannya. Pasti ari bertanya-tanya. Aku putuskan Ari melalui sms.
“Ari, terima kasih atas semua yang pernah kau berikan padaku. Aku memang sangat sayang padamu. Aku juga sangat cinta padamu. Tapi, aku rasa diriku ini tidaklah pantas untukmu. Maafkan aku, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku lebih senang jika kamu bisa dekat dengan perempuan lain. Bukan aku. Terima kasih untuk semuanya ya Ri. salam hangat, Via”
            Setelah ku kirimkan sms itu, ari terus menanyakan alasannya. Tapi aku tak jelaskan mengapa. Aku belum sanggup menjelaskannya. Tapi lama-kelamaan Ari pun mengerti, dia sudah tidak menghubungiku lagi. Komunikasi kami sedikit agak renggang. Sesekali teman-teman Ari bertanya padaku apa yang telah terjadi.
“Vi. Kenapa kamu putus sama Ari? Ada masalah? Cerita dong.”
Tapi aku selalu menjawab “ gak ada apa-apa kok.”
            Tapi lama-kelamaan mereka mengerti. Ari pun sudah menemukan pengganti diriku.walau terkadang hatiku sedikit rapuh melihatnya. Tapi itu yang terbaik.
            Aku kembali memakai jilbabku ketika keluar rumah. Aku pun merasa lebih aman dengan kondisi seperti ini, dan sekarang aku lebih memilih “I’m Single and Very Happy”

ket : yg ini belum di rombak ,, nanti di upload klo uda di rombak .. oke :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar